Jeda yang Bermakna
"Hari ini aku berjalan dengan lembut. Tak terburu, tak terlupa. Karena hidup bukan perlombaan, tapi ruang untuk hadir sepenuhnya."
*Jurnal Pagi*
Hari ini aku memulai dengan napas dalam dan secangkir keheningan. Di antara gemuruh pikiran yang biasa hadir begitu pagi datang, aku memilih untuk diam. Menyambut hari bukan sebagai medan lomba, tapi sebagai ladang untuk tumbuh.
*Jurnal Malam*
Hari ini telah usai. Ada hal-hal yang berjalan sesuai rencana, ada juga yang tidak. Tapi aku hadir. Aku melihat, merasa, dan menerima semuanya.
Terima kasih, hari ini.
"Hari ini, aku memilih damai, bukan karena semuanya mudah, tapi karena hatiku tahu caranya pulang."
*Jurnal Pagi*
Aku membuka hari ini dengan hati yang lapang. Segala yang datang, akan kuhadapi dengan damai. Bukan karena aku tahu segalanya, tapi karena aku percaya: setiap detik adalah kesempatan untuk tumbuh, bukan untuk takut.
*Jurnal Malam*
Aku melepas apa yang tak bisa kuubah. Ada letih, ada luka, tapi juga keberanian yang tak terlihat. Aku memeluk diriku yang telah bertahan hari ini dengan segala upayanya, dengan segala rasa yang tak terucap.

.png)
Komentar
Posting Komentar